Selasa, Mei 06, 2008

PANGGILAN TANAH SUCI ITU UNTUK SIAPA ?


“Saya nggak jadi berangkat “ demikian jawaban Kepala MAN Telukkuantan ketika ditanya tentang keberangkatan beliau untuk menunaikan ibadah Umrah sebagai hadiah bagi Kepala-kepala Madarasah Aliyah dan Madrasah Tsanawiyah “yang berprestasi” yang berada dilingkungan Kantor Wlayah Departemen Agama Propinsi Riau, ketika ditemui diruang kerja beliau suatu ketika.
Sebagai salah seorang Kepala Madrasah yang berprestasi, gelar ini diberikan oleh Kanwil Departemen Agama pada acara “ Hari Amal Bhakti “hari ulang tahun Departemen Agama 03 Januari 2008 di Bangkinang Kabupaten Kampar, merupakan hasil kerja keras beliau dalam menakhodai bahtera MAN Telukkuantan. Sehingga sangat wajar gelar ini diberikan kepada beliau.
Drs. Apris Aly yang sudah bertugas sejak 1993 di MAN Telukkuantan adalah sosok pekerja keras, ulet, bijaksana dan selalu mementingkan kepentingan Madrasah dibanding kepentingan pribadi. Hal ini dibuktikan dengan penunjang kehidupannya selalu terlihat masih kurang. Sampai hari ini beliau masih tinggal disebuah rumah kontrakan yang tak begitu jauh letaknya dari Madrasah yang ia pimpin. Hanya Honda Astrea Plat merah satu-satunya kenderaan yang ia pakai, itupun milik pemerintah.
“Ayah saya yang mengajarkan kami untuk selalu hidup sederhana” tutur beliau .
Bila kita hitung, putra Sungai Manau Kecamatan Kuantan Mudik Kabupaten Kuantan singingi ini, telah menjadi kepala Madrasah Aliyah Negeri Telukkuantan selama empat priode, namun mengapa tidak juga dipindahkan untuk penyegaran tugas ? “ Sebenarnya beliau sudah sejak lama direncanakan untuk dimutasikan oleh Kanwil Depag Propinsi Riau, dan terakhir pada penghujung tahun 2006 yang lalu, beliau akan dipindahkan ke MAN I Pekanbaru, namun Bupati Kuantan Singingi Bapak H. Sukarmis bermohon langsung kepada Bapak Kanwil agar beliau tetap di Man Telukkuantan Kabupaten Kuantan singingi” jelas Bpk Djo Asri waka Humas MAN saat ini.
Terkuaknya beliau tidak jadi berangkat Umrah, Ketika beliau didampingi Bpk Djo Asri kerumah kediaman Bupati dan melapor bahwa beliau tidak akan berangkat menunaikan Ibadah Umrah, namun yang akan berangkat menggantikan beliau adalah Isteri tercinta beliau Ibuk Ruwaida, BA.
Bpk. Bupati maklum benar tentang hal ini, bahwa dibenak beliau yang terfikir hanya sekolah dan sekolah, demikian seloroh Pak Haji panggil akrab Bupati Kuansing, sambil melirik kepada nya. Tapi yang pasti panggilan tanah suci itu kali ini diberikan kepada ibuk , lanjut Bupati.
“Saya suruh ibuk yang berangkat ketanah suci kerena prestasi yang saya capai ini berkat dukungan ibuk secara khusus “ katanya sambil merenung. **(Djo Asri)

2 komentar:

Anonim mengatakan...

Sedih sekali rasanya ketika mngetahui bhwa Papa tdk jd brkt umroh kali ini. Pd awalnya saya sangat brharap bhwa "ini" akan menjadi sbuah pnyegaran bagi papa yg workaholic, sekaligus bln mdu lg sama ma2 k tanah suci. :-). Tp ya itulah, Allah brkhndak lain. Namun saya percaya, saya sangat sangat percaya bahwa ada sesuatu yg indah dblik apa yg trjadi ini, ada mutiara hikmah yg bs diambil, tp sygnya saya blm mndapatkannya. Apakah Allah mmsukkan nama saya dlm skenario pmberangkatan haji untuk Papa 2009 nanti? I hope so.. Doakan saja.

ahmad junaidi mengatakan...

TERSENTUH BGT SM CERITA BPK? CM PERTANYAAN NYA. PEREMPUAN BERHAJI TANPA MUHRIM HUKUM NYA GIMANA

 

Download Templates